(ke dan atau di) Pangandaran

Banyak (sebenarnya hanya beberapa orang sih, tapi lebih dari satu kan berarti banyak) yang bertanya seperti ini tentang Pangandaran:

  • Tempat makan yang recommended di Pangandaran di mana aja?
  • Di Pangandaran enaknya nginep di mana?
  • Wah, nyari hotel kok pada penuh ya, ada yg recommended gak?
  • Enaknya ke Pangandaran ambil rute mana ya?

Nah, setelah dipikir-pikir, mending coba ditulis aja disini, biar ntar kl ada yg nanya tinggal kasih link ini kan, gampang toh….

Perjalanan Jakarta – Pangandaran

Dari Jakarta ke Pangandaran dapat ditempuh melalui udara dengan menggunakan pesawat, dari Halim, dengan durasi kira-45 menit (katanya, sy belum pernah nyoba langsung sih) menggunakan pesawat kecil, baling-baling.

Perjalanan darat dari Jakarta ke Pangandaran dapat melalui rute:

  • Jakarta – (tol Cikampek – tol Cipali) – Kalijati – Majalengka – Cikijing – Banjar – Pangandaran (ini rute kawan saya dari Jakarta bulan Agustus 2020 lalu). Dia berangkat abis subuh dr Jakarta, nyampe Pangandaran menjelang dhuhur (katanya di tol agak lambat karena kehalang rombongan pengangkut potongan pesawat itu).
  • Jakarta – (tol Cikampek – Tol Cipali) – Cirebon – Kuningan – Cikijing – Ciamis – Banjar – Pangandaran (ini rute kawan saya dari Jakarta di tahun 2018 lalu). Rata-rata durasi perjalanannya sekitar 6,5 – 7 jam.

Continue reading

Pak Slamet Wirasonjaya, Dalam Kenangan Kami…

Antara percaya dan tidak ketika membaca salah satu pesan melalui WA. Tertulis namanya sebagaimana terrekam di phonebook: Prof. Slamet Wirasonjaya…. Betapa tidak, karena isinya menginformasikan bahwa beliau meninggal. Pengirim pesan adalah salahsatu putranya….

Rasa belum percaya, memanggil memori tentang beliau, sejak mulai kenal, selama menjadi asisten dosen, menjadi mahasiswa beliau, thesis, dan beberapa diskusi di IALI….

Ah, hanya kebaikan beliau yang terrekam…

14925567_10209399185510687_4327818803750299481_n

Berikut adalah kumpulan kesan-kesan tentang almarhum, dari rekan2 kelas ABA ’99 (Alur Studi Arsitektur Bentang Alam tahun 1999, Prodi Magister Arsitektur ITB). Tulisan ini adalah salahsatu bentuk hormat kami kepada beliau dan juga keluarga yang ditinggalkan….

10400687_20487198347_1137_n Continue reading

Taman Mini Indonesia Indah

Indonesia, view from the cable car, Taman Mini...

Image via Wikipedia

… tulisan ini sekedar curahan hati, timbul dari rasa sayang akan keberadaan aset negeri ini yang dinilai kurang dikelola secara maksimal…

Hari Minggu kemarin, tanggal 02 Januari 2011, hari kedua di tahun yang baru ini, saya dengan rombongan kantor berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) setelah sekian tahun tidak pernah lagi dikunjungi.

Kenapa TMII? Dalam benak kami, TMII memiliki banyak nilai plus yang bisa ditawarkan sebagai alternatif atraksi yang patut dikunjungi dalam rangka liburan anak-anak.

Target utama adalah Snowbay. Ya, teluk salju yang panas sekali, jauh dari nama ‘Snow’. Hiasan-hiasan yang ada sangat artifisial (harusnya artifiuntung ya?). Dengan tiket rombongan yang diurus travel, kamipun tidak perlu mengantri, hanya menunggu beberapa menit maka rombongan bisa masuk.

Singkat kata, kami menikmati kegiatan air di Snowbay dengan berbagai atraksinya, dilanjutkan dengan keliling menggunakan ‘Monorail’ (disebut monorail, kok ‘rel’-nya ada tiga ya? hi hi..). Keinginan anak ketiga kami untuk naik kereta gantung pupus sudah mengingat antrian sedemikian panjang, yang tentunya menyita waktu dan kemungkinan dapat mengganggu schedule keseluruhan. Pusat kerajinan menjadi pilihan lokasi kunjungan yang kami nikmati bersama sekeluarga, karena banyak sekali mainan anak-anak dan kerajinan yang dijajakan dengan harga murah, harga yang sangat wajar… highly recommended lah..

Dalam diskusi setelah acara selesai, saya dan kawan-kawan merasa ada sesuatu yang ‘mengganggu’ dan mengganggu dalam pikiran ini. Bagaimana tidak, TMII yang sudah menjadi aset bangsa, dan dikenal sampai ke luar negeri, kondisinya sekarang kok seperti tidak tertata dan terrencana dengan baik ya? Kesan yang saya tangkap, terlihat kesannya pengelolaannya kurang terpadu.

Ini dapat terlihat salahsatunya dari ‘perahu angsa’, yang area geraknya sangat dibatasi, dah sempat terlihat ada tulisan, “1 putaran” weleh, dengan area sempit begitu, rebutan dengan perahu lain, cuma 1 putaran pula? mendingan gak jadi deh… Hal lain yang memperkuat dugaan saya adalah hampir di semua anjungan, area yang masih ‘kosong’ disulap menjadi ‘toko’, sehingga dominasi ‘berjualan’ mie instan, kopi, minuman instan, menjadi dominan sekali dibanding anjungan itu sendiri, yang tentunya justru harus menjadi pusat perhatian di lokasi tersebut.

Okelah kalau tujuannya menambah income bagi pengelolaan, tapi seharusnya (at least menurut pendapat pribadi) bisa dilakukan dengan cara-cara yang lebih elegan, tidak terlalu terlihat ‘dagang makanan’.

Kalau melihat peta-nya, venue yang dibuat di awal-awal terlihat direncanakan dalam skala kawasan, mengikuti suatu master plan yang utuh, relihat dari pengelompokan fungsinya, sirkulasinya, kedekatan antara anjungan dengan ‘peta’ lokasi di danau, dll, sehingga dengan mudah pengunjung beranjak dari satu anjungan ke anjungan lain. Tapi dibandingkan dengan venue/fungsi-fungsi baru yang ditambahkan kemudian, terkesan dipaksakan, dicari lahan yang cukup, disitulah ‘benda’ tersebut diletakkan. Alhasil, kesulitan berorientasi dan atau mencari lokasi tertentu sering terjadi.

Yang juga terasa mengganggu adalah masalah parkir di Snowbay. Ketika hujan turun, tidaklah mudah untuk dapat naik bis yang harus parkir jauh, atau harus berlari di sela-sela kendaraan yang diparkir persis di depan entrance utama. Mestinya ada space tertentu yang cukup untuk pengunjung tetap leluasa bergerak, atau ada jalur sirkulasi tertentu dari lobby ke arah drop-off mobil.

Ya, semoga ke depan akan menjadi lebih baik, sehingga anak cucu kita dengan mudah bisa melihat bedanya rumah adat Sumatera Barat dengan Sumatera Selatan, dll…

Obrolan di Rapat RW

Undangan mendadak dari Sekretaris RW pekan lalu alhamdulillah dapat dipenuhi, karena memang malam itu tidak sedang ada agenda lain… (dan karena keluarga mengizinkan dan memaklumi pentingnya pertemuan tersebut…) Continue reading

Jalan Braga, nasibmu kini…

Dalam sepekan ini, perjalanan menuju kantor melewati Jalan Braga, Jalan yang katanya akan menjadi etalase Kota Kembang ini. Jalan yang katanya sudah ada sejak zaman Belanda dulu. Jalan yang ada kopi terkenal-nya. Jalan yang merupakan laboratorium Arsitektur Art Deco Kota Bandung. Jalan yang pada zamannya menjadi kebanggaan orang ketika berbelanja di sini. Jalan dimana masih bisa ditemukan sebuah toko sepatu kulit handmade (oops…) yang produknya nyaman dipakai. Continue reading

Mudik Lebaran 1431 H

Ya, mudik lebaran sepertinya suatu kegiatan yang betul-betul ditunggu-tunggu oleh sebagian besar muslimin di Indonesia.

Mudik bisa dimaknai sangat berbeda-beda, dari yang sekalian melepas rindu kepada orangtua, bersilaturrahim dengan keluarga besar, ada yang dimaknai sebagai ajang untuk sekalian menunjukkan keberhasilan perjalanan kehidupannya selama ini… Dan kita tidak akan pernah tahu karena itu adalah urusan hati… Yang bisa dicatat adalah bahwa kegiatan mudik adalah kesempatan bertemu dengan banyak orang, kesempatan untuk bisa belajar banyak, kesempatan untuk dapat lebih banyak berbagi, dan berbagai kesempatan lainnya yang berkonotasi positif… Continue reading

First Trip to Wamena.. (end..)

Landscape sepanjang perjalanan dari kota menuju Ku-Rulu sungguh menakjubkan. Ini adalah salah satu setting yang ingin sekali saya kunjungi, walau hanya dalam waktu yang relatif singkat. Alhamdulillah…

Continue reading

First Trip to Wamena.. (cont..)

Rupanya hotel-hotel di Wamena saat itu sudah penuh dipesan oleh tamu, terutama sehubungan kegiatan Festival Lembah Baliem, yang merupakan agenda tahunan Wamena. Beruntung kami masih mendapat kamar di Hotel Wamena di daerah Hom-hom, tidak begitu jauh dari Bandara. Lumayanlah untuk kondisi seperti itu. Tanpa AC karena memang daerahnya dingin sekali, dan tidak terlalu ramai karena pada umumnya memang Wamena tidak terlalu ramai. Tiba di hotel disambut sayup-sayup suara adzan penanda waktu asar telah tiba. SubhanAllah, terharu mendengarnya…

Continue reading

First Trip to Wamena..

… sepenggal cerita di awal Ramadhan 1431…

Pemberitahuan mendadak untuk berangkat ke Papua bukan hal yang asing, karena Papua adalah daerah yang cukup sering dikunjungi. Tetapi kali ini diminta berangkat ke Wamena, yang katanya dingin sekali karena berada di kawasan Pegunungan Jayawijaya. Karena ini saya mencoba mencari informasi dari kawan-kawan yang pernah datang ke daerah ini, dan kesimpulannya, daerah ini memang dingin sekali, perlu persiapan supaya dapat beraktifitas dengan nyaman di sana.

Berbekal jaket tebal plus kupluk-nya, kaos kaki tebal, celana hangat, dll akhirnya saya merasa cukup siap untuk berangkat ke Wamena. Kami berangkat dengan pesawat Garuda dari Cengkareng pukul 23.55 menuju Jayapura. Continue reading

Bagi para pegila bola…

Bagi para penggemar pertandingan sepak bola, berikut adalah jadwal pertandingan Piala Dunia Afrika Selatan 2010 online….

Supaya lebih puas, filenya dapat didownload di sini Jadwal Pertandingan Sepakbola Piala Dunia 2010 Afrika Selatan